"Si Tetangga Berisik" di Atas Angin


Bek Manchester City Vincent Kompany membobol gawang MU (REUTERS/Nigel Roddis)
Jalurmaya.blogspot.com - Manchester City di atas angin untuk memenangkan Premier League musim ini usai mengalahkan Manchester United 0-1 di Stadion Etihad. Sir Alex Ferguson pun mengakui "Si Tetangga Berisik" berpeluang besar menjuarai Premier League.

Babak pertama di Stadion Etihad memasuki menit ke-45+1, David Silva bersiap mengambil sepak pojok. Kiper David De Gea sibuk menginstruksikan pemain belakangnya untuk menjaga setiap pemain ManCity, termasuk Vincent Kompany.

Bola ditendang Silva dan mengarah ke Chris Smalling, namun sayang bek internasional Inggris itu gagal menjangkaunya. Kompany dengan sigap menyundul bola dan menggetarkan gawang The Red Devils. Gol kapten ManCity itu bertahan hingga laga usai, dan publik Stadion Etihad bersorak ketika wasit Andrew Marriner meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.

Gol Kompany membuat ManCity berpeluang mengukir sejarah. Ya, gol tersebut membuat The Citizens di atas angin untuk menjuarai Liga Inggris untuk kali pertama sejak musim 1967/1968.

Kemenangan ini membuat ManCity menggeser MU di puncak klasemen Premier League. Kedua tim sama-sama mengoleksi 83 poin, namun ManCity unggul produktivitas gol. Selain itu Sergio Aguero dan kawan-kawan juga unggul head-to-head atas MU.

Hanya Bisa Menyesal


Sebelum pertandingan, Ferguson telah menegaskan laga derby dini hari tadi adalah derby terpenting dalam karirnya. Sayang, Wayne Rooney dan kawan-kawan justru tampil anti-klimaks dan di bawah performa terbaiknya.

"Kami tidak benar-benar menguji kiper mereka. Kami memulai pertandingan dengan gemilang dan untuk 15 menit pertama kami mendominasi. Saya tidak protes dengan hasil ini, mereka lebih tampil mengancam dari serangan balik," ujar Ferguson kepada BBC usai pertandingan.

Ferguson hanya bisa menyesali diri sendiri ketika melihat Kompany mencetak gol lewat sundulan. "Jika Anda kalah lewat gol dari bola mati di level pertandingan seperti ini, Anda hanya bisa menyalahkan diri sendiri. Waktu yang salah untuk kebobolan," papar Ferguson.

Jika melihat susunan pemain yang diturunkan Ferguson, pelatih asal Skotlandia itu lebih ingin memperkuat lini tengah dengan menempatkan lima gelandang, dan hanya menyisakan Wayne Rooney di lini depan. Pemain-pemain dengan tipikal menyerang seperti Antonio Valencia, Ashley Young dan Danny Welbeck justru disimpan Ferguson.

Tertinggal satu gol, Ferguson berusaha memasukkan tiga nama terakhir tersebut di babak kedua. Namun, semuanya sudah terlambat. Pola permainan dan pertahanan ManCity sudah terbentuk. Ferguson pun terlihat frustrasi di pinggir lapangan.

Pelatih 70 tahun tersebut justru terlibat adu mulut dengan manajer ManCity, Roberto Mancini, di pinggir lapangan pada menit ke-76. Keduanya harus dipisahkan wasit keempat Mike Jones dan asisten pelatih ManCity, David Platt.

"Dia (Mancini) mengganggu wasit sepanjang pertandingan, wasit keempat dan hakim garis. Dan ketika saya maju, dia juga mempengaruhi wasit. Dia protes soal wasit sepanjang pekan ini, tapi pastinya tidak akan protes malam ini, itu pasti," ujar Ferguson yang tetap menjabat tangan Mancini di akhir pertandingan.

Ferguson sadar dengan hasil ini maka ManCity lebih diuntungkan untuk menjuarai Premier League. Namun, Ferguson menilai The Red Devils masih memiliki sedikit peluang.

"Mereka saat ini yang berada di kursi pengemudi dan kami harus menghadapinya. Mereka hanya butuh dua kemenangan dari dua laga sisa untuk memenangkan liga, semudah itu. Semua belum selesai, tapi mereka memiliki keunggulan delapan gol. Itu adalah keuntungan yang amat besar," cetus Sir Alex.

Mancini Tetap Merendah


Kemenangan atas MU membuat ManCity lebih diuntungkan untuk menjuarai Premier League di dua laga terakhir. Klub asal Eastland tersebut akan menghadapi Newcastle United (6 Mei) dan Queens Park Rangers (13 Mei). Sedangkan MU akan melawan Swansea City dan Sunderland.

ManCity bahkan bisa memastikan gelar Premier League saat melawan Newcastle di Sport Direct Arena akhir pekan ini. Namun, Mancini berusaha untuk membuat tim asuhan untuk tidak merayakan kemenangan atas MU terlalu berlebihan.

"Belum ada yang berubah, United masih berada di posisi yang menguntungkan. Mungkin baru bisa dilihat usai akhir pekan nanti. Manchester United masih menjadi favorit juara. Swansea dan Sunderland sudah tidak terlalu ngotot. Saya senang kami berada di atas, tapi itu tidak mengubah apapun," papar Mancini merendah.

Penentuan gelar Premier League belum pernah ditentukan lewat selisih gol. Kali terakhir dua klub mengakhiri musim dengan poin sama di puncak klasemen adalah musim 1988/1989 ketika Liverpool dan Arsenal mengakhiri musim dengan 76 poin. Musim ini The Gunners menjuarai Liga Inggris.(irb)
Sumber : http://www.vivanews.com/


Silahkan Tinggalkan Komentar :