Jalurmaya.blogspot.com
- Indeks saham di papan utama bursa Asia mengakhiri penguatannya selama
tujuh hari berturut-turut, setelah pada perdagangan awal hari ini
kembali terkoreksi.
Investor khawatir
mengenai langkah parlemen Amerika Serikat menempatkan negara dengan
ekonomi terbesar dunia itu pada risiko resesi, karena gagal membuat
kemajuan dalam pembicaraan anggaran. Kondisi itu yang disinyalir menjadi
pemicu penurunan indeks.
Indeks FTSE CNBC Asia 100, seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu 28 November 2012, yang menjadi ukuran untuk pasar saham di seluruh Asia turun 0,2 persen pada awal perdagangan hari ini.
Di bursa Jepang, indeks
Nikkei 225 tergelincir, mengakhiri penguatan beruntun dalam empat hari
terakhir, di tengah kekhawatiran investor terhadap terjadinya kebuntuan
kebijakan fiskal di AS yang bisa memicu resesi. Indeks Topix juga turun
0,3 persen menjadi 778,8.
Indeks di bursa saham
Korea Selatan pada transaksi Rabu juga ikut melemah. Korea Composite
Stock Price Index (KOSPI) tercatat turun sebesar 0,5 persen menjadi
1.914,3.
Begitu pula dengan indeks
saham Australia yang jatuh 0,4 persen pada awal transaksi, karena
turunnya saham-saham tambang papan atas dan terbawa pelemahan Wall
Street akibat kebuntuan penetapan anggaran AS. Indeks acuan S&P/ASX
200 kehilangan 20,4 poin di posisi 4.438,5.
Indeks acuan di bursa Selandia Baru, NZX 50, juga turun 5,6 poin ke level 4.003,9.
Wall Street negatif
Sementara itu, di bursa
Wall Street, Pemimpin Mayoritas Senat, Harry Reid, yang kecewa dengan
kemajuan yang dibuat sejauh ini oleh anggota parlemen dalam pembicaraan
anggaran AS, mendorong pasar saham berakhir negatif pada perdagangan
Selasa waktu setempat.
Indeks Dow Jones Industrial Average, seperti dikutip dari laman Washington Post, jatuh 89,24 poin atau 0,7 persen menjadi 12.878,13.
Indeks Standard &
Poor 500 juga turun 7,35 poin atau 0,5 persen di posisi 1.398,94,
sedangkan Nasdaq Composite Index berakhir jatuh 8,99 poin atau 0,3
persen ke level 2.967,79. (art)